Selamat Hari Kesaktian Pancasila
Oleh: Eko Windarto
Dengan mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya”, peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini kembali mengingatkan kita semua bahwa Pancasila adalah fondasi utama yang kokoh bagi bangsa Indonesia.
Sebagai dasar negara, Pancasila berperan sebagai perekat yang menyatukan keragaman kita, sekaligus menjadi kompas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Saatnya kita bersama-sama menghidupkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila—keadilan sosial, persatuan, demokrasi, dan nilai-nilai kemanusiaan—sebagai kekuatan untuk memperkuat ketahanan nasional. Dengan spirit tersebut, mari kita melangkah bersama menuju Indonesia yang maju, berdaulat, adil, dan sejahtera.
Pancasila bukan sekadar warisan, tapi semangat yang terus kita perbarui demi mewujudkan bangsa yang tangguh dan penuh harapan. Indonesia Raya, kita songsong bersama!
Menggali Makna Kesaktian Pancasila di Era Modern
Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya momentum peringatan tahunan, melainkan juga saat refleksi dan penguatan komitmen bangsa terhadap nilai-nilai pendiri negara. Dalam dinamika global yang penuh tantangan, dari krisis sosial hingga disrupsi teknologi, Pancasila hadir sebagai “roda pemersatu” yang menjaga agar keberagaman Nusantara tetap bersatu dalam satu bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila: Pondasi Kebhinekaan yang Kokoh
Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya, bahasa, dan adat istiadat yang beraneka ragam. Ketika keragaman ini dikelola dengan baik, justru menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Pancasila membimbing kita dalam menyelaraskan perbedaan-perbedaan tersebut melalui nilai-nilai yang universal dan inklusif.
Pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan kita untuk menghormati keberagaman agama dan kepercayaan, menumbuhkan sikap toleransi yang jadi fondasi hidup berdampingan dalam damai.
Kedua, sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengingatkan kita akan keadilan sosial yang harus ditegakkan tanpa diskriminasi. Ini menuntut kepekaan terhadap hak asasi manusia dan penghormatan terhadap martabat setiap individu.
Ketiga dan keempat, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mencerminkan proses demokrasi yang musyawarah dan mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Terakhir, sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan perjuangan membangun kesejahteraan merata dan berkeadilan, mewujudkan cita-cita bangsa yang adil dan makmur.
Pancasila dalam Menghadapi Tantangan Zaman
Di era digital dan globalisasi, tantangan seperti disinformasi, polarisasi sosial, hingga ancaman radikalisme semakin kompleks. Dalam konteks inilah, Pancasila harus menjadi pedoman moral dan etika untuk menolak segala bentuk intoleransi dan perpecahan.
Dengan semangat Pancasila, masyarakat diharapkan mampu menjadi agen perdamaian serta menjadi penggerak perubahan positif, membangun masyarakat yang kritis namun tetap menjaga rasa persatuan.
Pendidikan Pancasila juga harus dikembangkan secara menyeluruh, tidak hanya sebagai mata pelajaran formal, tetapi sebagai pengalaman hidup yang dirasakan langsung melalui praktik nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Memperkuat Ketahanan Nasional melalui Pancasila
Ketahanan nasional bukan semata soal kekuatan militer atau ekonomi, melainkan juga ketahanan sosial dan budaya. Pancasila memberikan rumusan konkret untuk menjaga ketahanan ini melalui persatuan, gotong royong, dan rasa kebangsaan yang kuat.
Saat masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, interaksi antarwarga negara akan berlangsung harmonis. Ini geopolitik sosial yang menguntungkan Indonesia dalam menghadapi pengaruh dan tekanan dari luar negeri.
Menuju Indonesia Raya: Visi Bersama yang Harus Diperjuangkan
Tema “Pancasila perekat bangsa menuju Indonesia Raya” mengandung pesan optimisme sekaligus tanggung jawab besar. Indonesia Raya di sini bukan sekadar jargon kosong, tetapi visi nyata untuk menciptakan negeri yang berdaulat secara politik dan ekonomi, adil secara sosial, dan berkembang secara budaya serta teknologi.
Mewujudkan Indonesia Raya berarti menghilangkan segala bentuk diskriminasi, kemiskinan, dan ketimpangan yang selama ini menjadi persoalan struktural. Distrik-distrik pinggiran, daerah-daerah tertinggal, hingga urbanisasi yang tidak merata harus menjadi fokus perhatian kita bersama.
Dengan Pancasila sebagai perekat, kita diwajibkan untuk bersinergi lintas sektoral—pemerintah, masyarakat sipil, pelaku bisnis, dan media—dalam pembangunan nasional. Kolaborasi ini menjadi kunci untuk mempercepat kemajuan dan menjaga keberlanjutan pembangunan.
Pancasila sebagai Landasan Etika Profesi dan Kehidupan Sosial
Selain menjadi dasar negara, Pancasila adalah pedoman dalam berperilaku, baik sebagai individu maupun kolektif. Terutama dalam bidang profesi, termasuk bagi para insan pers, Pancasila menjadi parameter moral dalam menyebarkan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka menjaga etika dan integritas, setiap insan pers harus tetap menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menuntut persatuan dan keadilan.
Penutup: Komitmen Kolektif untuk Masa Depan Indonesia
Hari Kesaktian Pancasila bukanlah sekadar tanggal dalam kalender nasional, melainkan cermin dari jiwa sebuah bangsa yang terus memperjuangkan kahidupan yang bermartabat. Memaknai Pancasila dengan sungguh-sungguh akan menuntun Indonesia pada masa depan yang gemilang—negara yang tidak hanya besar secara geografis dan jumlah penduduk, tetapi juga kuat secara moral dan karakter.
Mari kita tanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap napas, kata, dan tindakan kita. Bersama mengokohkan pondasi bangsa, meleburkan perbedaan, dan mengukir karya gemilang untuk generasi emas Indonesia raya.
Indonesia Raya, Pancasila Abadi!
Batu, 1102025
Komentar
Posting Komentar