Kuboe Sarawan Menyulam Kreativitas dalam Dua Karya Cat Air di Hari Santri
Dalam perhelatan bersejarah Hari Santri 2025 yang diselenggarakan di Graha Pancasila Amongtani, Kota Batu, seniman kontemporer Kuboe Sarawan memukau para hadirin dengan dua karya cat air yang sarat makna dan mendalam.
Karya-karya tersebut berjudul "Pulang adalah Akhir Perjalanan" dan "Sesungguhnya Hari Kemudian (Hari Akhir) adalah Lebih Baik dari Hari Ini."
Melalui kedua lukisan ini, Kuboe menuturkan sebuah kisah visual yang melintasi dimensi perjalanan hidup, spiritualitas, dan penantian masa depan yang penuh harap.
Kuboe Sarawan, yang dikenal dengan ciri khas karya modernnya, mengaku bahwa proses kreatif yang ia jalani kali ini bukan tanpa tantangan.
"Dalam beberapa karya saya tidak menggunakan simbol-simbol tertentu. Saya hanya menekankan suasana proses kreatif untuk menciptakan karya di Hari Santri ini pasti ada tantangannya karena habitat berkesenian saya terbiasa dengan karya modern," ujar Kuboe dengan nada penuh kejujuran melalui pesan singkat, Selasa, 28 Oktober 2025.
Pameran ini bukan sekadar ajang biasa bagi Kuboe. Di tengah ketatnya akidah Khot yang mengharuskan konsistensi dalam bentuk dan nilai estetika khas dunia Islam, dia berhasil menyulam harmoni antara seni kontemporer dengan nilai-nilai tradisional.
"Lha di pameran ini yang bertempat di Graha Pancasila Amongtani Kota Batu saya dilibatkan dalam akidah Khot yang ketat," ucapnya dengan penuh rasa syukur dan keterbukaan.
Karya pertama, "Pulang adalah Akhir Perjalanan," hadir sebagai monolog visual yang menyentuh relung terdalam tentang arti kembali dan penyelesaian eksistensi.
Kuboe memanfaatkan media cat air di atas kertas dengan sapuan lembut namun penuh penekanan warna, seolah membawa penikmatnya untuk meresapi kesunyian di ujung perjalanan hidup.
Warna-warna yang digunakan pun memiliki filosofi yang kuat; gradasi semburat cahaya melambangkan Nur kedamaian dan ketenangan, sementara semburat merah keemasan melambangkan kebesaran dan keikhlasan hati yang siap menerima akhir sebagai awal baru.
Kuboe tidak sekadar melukis pemandangan fisik, melainkan juga suasana batin yang kerap kali terabaikan dalam rutinitas.
"Melukis karya ini seperti menulis puisi tanpa kata. Saya ingin menggugah siapa saja yang melihatnya untuk merenungkan konsep 'pulang' bukan hanya sebagai akhir, tetapi sebuah proses penyatuan diri dengan perjalanan spiritual yang lebih besar," terang Kuboe.
Sementara itu, karya kedua "Sesungguhnya Hari Kemudian (Hari Akhir) adalah Lebih Baik dari Hari Ini" mengusung tema eskatologis yang kaya akan optimisme sekaligus refleksi mendalam.
Kuboe menggambarkan gambaran yang tidak kasat mata, sebuah transisi anggun dari dunia fana menuju hari akhir yang dijanjikan.
Cat air membaur ke dalam sapuan halus yang lepas, menggambarkan ketidakterbatasan dan kemurnian waktu yang menanti di balik horizon kehidupan.
Lewat lapisan warna pastel yang dominan dengan sentuhan emas, karya ini bagaikan cahaya yang tersebar merata, mengajak penikmatnya untuk menyelami makna harapan tanpa batas.
Kuboe menuturkan, "Hari kemarin mungkin penuh derita, hari ini penuh perjuangan, namun hari kemudian merupakan janji akan kedamaian dan kebahagiaan hakiki. Melalui karya ini saya mengajak penikmat untuk melihat lebih jauh dari apa yang tampak, dan menautkan harapan pada nilai-nilai yang lebih luhur."
Peran Kuboe Sarawan dalam pameran Hari Santri kali ini menunjukkan sebuah gejala menarik: bagaimana kesenian modern dapat berdialog harmonis dengan tradisi dan ajaran Islam yang sarat dengan nilai ketat akidah.
Sebagai seorang seniman yang terbiasa dengan kebebasan ekspresi modern, Kuboe berhasil menembus batasan tersebut tanpa menghilangkan identitas artistiknya.
Keterlibatan dalam pameran yang digelar di Graha Pancasila Amongtani ini menunjukkan bahwa seni bukanlah sekadar medium estetika, melainkan juga sarana dakwah dan pembelajaran.
Karya-karya Kuboe mengangkat tema yang dalam sekaligus menyentuh berbagai lapisan masyarakat, khususnya kaum santri yang menjadi pusat peringatan Hari Santri.
Karya seniman seperti Kuboe Sarawan memberi harapan baru akan masa depan seni Islam kontemporer yang mampu menjembatani warisan leluhur dan inovasi zaman modern. Ini sekaligus menjadi cermin perjuangan kaum santri dalam menjaga nilai dan perkembangan spiritualitas di era globalisasi.
Pameran yang menampilkan karya Kuboe Sarawan mendapatkan sambutan hangat dari berbagai kalangan, mulai dari para pelajar pesantren, tokoh agama, hingga pecinta seni rupa kontemporer.
Mereka terkesan dengan keberanian Kuboe membawa bahasa visual modern ke dalam sajian seni yang mengangkat tema keagamaan dengan sentuhan yang penuh ketulusan.
Seorang pengunjung, Ahmad Fauzan, mengungkapkan, "Karya Kuboe menyentuh hati saya, terlebih dengan interpretasi yang tidak sekadar simbol, melainkan suasana batin yang bisa saya rasakan. Ini membuat saya semakin mengapresiasi perkembangan seni di kalangan santri."
Dua karya Kuboe Sarawan di Hari Santri 2025 bukan sekadar lukisan cat air di atas kertas. Ia adalah suara, napas, dan jiwa yang tertuang dalam warna dan goresan, mengajak kita merenung tentang perjalanan hidup, akhir, dan harapan hari kemudian yang penuh hikmah.
Penulis: Win
Komentar
Posting Komentar