Karya Kaligrafi ‘Aksara Illahi’ Angkat Spirit “The Power of Al Qur’an” dalam Kehidupan Sehari-hari
BATU — Dalam upaya menyemarakkan pemahaman dan apresiasi terhadap Al Qur’an, seorang seniman kaligrafi turut berpartisipasi dalam Pameran Kaligrafi Nasional bertajuk Aksara Illahi, di Graha Pancasila, Amongtani, (22/10/2025).
Melalui karya-karyanya, sang seniman tidak hanya menghadirkan keindahan visual kalam Illahi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk menghidupkan makna Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pameran tersebut, seniman ini menggunakan pendekatan unik dengan menghadirkan Pictolo, Kuboe Sarawan, Gusbandi Harioto yang akrab dipanggil Kokot sebagai subject matter karya-karyanya.
Melalui simbol tersebut, mereka merespon kalam Allah secara personal dan kontemporer, menunjukkan bahwa Al Qur’an bukan sekadar teks suci yang dibaca, melainkan sumber inspirasi untuk diaplikasikan dan dimaknai secara aktif.
“Saya percaya bahwa Al Qur’an bukan hanya teks Illahiyah yang dibaca secara pasif, melainkan harus diresapi dan dihidupkan dalam setiap aspek kehidupan manusia,” ujar Watonisay Pictolo.
Ia menegaskan bahwa setiap individu mempunyai hak dan kebebasan untuk mengulik dan memahami makna Al Qur’an sesuai dengan kemampuan dan konteks pemahaman masing-masing.
Konsep ini sejalan dengan spirit The Power of Al Qur’an, yang menegaskan kekuatan kitab suci sebagai panduan hidup sekaligus sumber perubahan.
Melalui karyanya di pameran Aksara Illahi, pesan tersebut hadir dalam wujud visual yang menarik sekaligus mengundang khalayak untuk merenungkan dan mengaplikasikan ajaran Allah dalam realitas modern.
"Pameran Kaligrafi Nasional Aksara Illahi sendiri menjadi wadah penting bagi para seniman untuk mengekspresikan keindahan dan kekayaan nilai-nilai Islam dalam bahasa seni," sambungnya.
Selain menampilkan karya-karya kaligrafi tradisional, pameran ini juga membuka ruang eksplorasi kreatif yang menghubungkan seni kaligrafi dengan nilai-nilai kontemporer.
Pengunjung pameran dapat melihat berbagai interpretasi kreatif yang menghadirkan kalam Illahi dalam berbagai dimensi ekspresi artistik.
Hal ini menegaskan bahwa Al Qur’an terus hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman, tidak hanya sebagai dokumen historis, tetapi sebagai sumber inspirasi yang dapat diresapi dan diaplikasikan secara dinamis.
Pameran Aksara Illahi diharapkan dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami Al Qur’an secara mendalam. Tidak hanya sebatas membaca, tetapi juga menghayati, mengulik, dan menerapkan maknanya dalam keseharian.
"Dengan demikian, seni kaligrafi tidak hanya menjadi medium estetika, tetapi juga sarana edukasi dan spiritual yang mempertemukan keindahan seni dengan kekuatan pesan Illahi," pungkasnya.
Penulis: Win
Komentar
Posting Komentar