Dua Bulan Menjabat, Mentan Amran Ciptakan Deflasi Harga


Dalam dua bulan masa jabatannya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berhasil menunjukkan langkah nyata dalam menurunkan harga beras dan menstabilkan pasar nasional. Visi besar tersebut mulai membuahkan hasil yang terasa di berbagai daerah di Indonesia.

Mentan sekaligus Kepala Bapanas Amran, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Senin (24/11), menegaskan bahwa seluruh intervensi pemerintah dilakukan secara terpadu dan fokus pada kondisi di lapangan, dilansir dari Sekretariat Jenderal RI.

Salah satu kunci keberhasilan ini adalah pembentukan tim terpadu yang melibatkan berbagai lembaga, seperti Polri, Kementerian Pertanian, Bapanas, Kemendag, Perum Bulog, hingga pemerintah daerah.

“Dalam hampir dua bulan kami menjabat, kami telah memantau harga beras setiap hari. Awalnya, ada 200 kabupaten/kota yang harga berasnya di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Setelah intervensi, jumlah tersebut menurun menjadi 100, dan kini tinggal 48 kabupaten yang masih mengalami kenaikan harga beras,” ujar Amran.

Intervensi yang dilakukan meliputi operasi pasar beras Sistem Pengendalian Harga Pangan (SPHP), penyaluran bantuan pangan, penguatan distribusi cadangan pangan daerah, serta pengawasan intensif langsung di lapangan. Langkah-langkah ini terbukti efektif dalam menekan harga dan menjaga stabilitas pasokan.

Satgas Pengendalian Harga Beras yang dibentuk oleh Bapanas sejak 20 Oktober 2025 telah menjalankan 22.690 kegiatan pengawasan di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi hingga minggu ketiga November. 

Satgas juga telah mengeluarkan 789 surat teguran kepada pelaku usaha di berbagai tingkatan, mulai dari produsen hingga pengecer, untuk mematuhi ketentuan HET beras medium dan premium.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkuat laporan tersebut, menunjukkan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras turun dari 59 menjadi 37 wilayah dalam sebulan terakhir. 

Harga beras medium tercatat turun sebesar 1,54 persen, sedangkan harga beras premium merosot 1,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Ini merupakan pencapaian penting dalam stabilisasi harga beras nasional. Untuk pertama kalinya, terjadi deflasi harga beras pada Oktober terhadap September, sebuah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya,” jelas Amran.

Keberhasilan ini juga terasa di wilayah yang selama ini menghadapi tantangan distribusi besar, seperti Papua. 

"Sebelum Satgas diterjunkan, realisasi penyaluran beras SPHP oleh Bulog di daerah tersebut baru mencapai 11.162 ton pada 19 Oktober. Namun setelah penguatan distribusi dan pendampingan Satgas, penyaluran melonjak 34,43 persen menjadi 15.005 ton pada 24 November," tegasnya.

Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian dan Bapanas, menegaskan komitmen kuat untuk memperkuat sinergi antar lembaga dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan beras. 

Intervensi terpadu yang dipimpin Mentan/Kepala Bapanas Amran akan terus diperkuat melalui pengawasan lapangan, stabilisasi distribusi, serta percepatan penyaluran beras program SPHP guna memastikan masyarakat mendapatkan beras dengan harga terjangkau dan wajar.

Penulis: Win

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PjS Kades Puncak Jeringo Tegaskan Dana Desa untuk Pembangunan, Bukan untuk Korupsi

Program Makan Bergizi Gratis Meluncur di Kabupaten Malang

YUA dan OK-OCE Dorong Evaluasi Kinerja Sekda Kota Batu