Kasih Paham Pak Menkeu: Dari Sindiran Rocky Gerung sampai Bukti di Lapangan



Bro sis, cerita seru nih datang dari panggung debat publik yang tiba-tiba rame banget gara-gara Rocky Gerung, si filsuf yang jago sindir dan selalu ngegas pakai logika pedes. Tapi kali ini bukan soal demokrasi atau filsafat yang biasa dia bahas, melainkan sosok Menteri Keuangan kita, Purbaya Yudhi Sadewa.

Pas seminar “Etika Berpikir dalam Demokrasi” yang juga dihadiri politisi PDI Perjuangan Deddy Sitorus, Rocky dengan santainya melempar sindiran, “Purbaya itu artinya pura-pura banyak gaya.”

Waduh, dalem banget nih Rocky, ngomong apa sih? Tapi jangan anggap itu cuma guyonan, karena mantan pengamat politik ini memang gemar melontarkan kalimat yang penuh makna.

Rocky bilang, masyarakat sekarang sukanya kebawa pencitraan dan headline media, sampai lupa ngulik bener nggak sih kebijakan yang dijalanin tuh ada isi dan manfaatnya.

Menurutnya, Purbaya sekarang ini lagi jadi media darling karena gayanya yang lugas, blak-blakan, dan gak takut tantang arus. Tapi memang, bukan berarti isi kerjaannya paten.

Tapi tenang, Pak Menkeu kita ini nggak tinggal diam, bro! Dalam rapat kerja Komite IV DPD RI di Jakarta beberapa hari setelahnya, Purbaya santuy banget jawab julukan “banyak gaya” itu. Dengan percaya diri, dia jelasin kalau kebijakan fiskalnya yang dianggap berani itu ternyata udah kasih bukti nyata buat ekonomi negara.

Kalau gayanya sering disamain “koboi,” ya itu jadi ciri khasnya. Tapi jangan salah, di balik ceplas-ceplosnya, semua yang dia lakuin tetap ngikut aturan hukum, bro! “Gaya koboi itu gak pernah nabrak peraturan apapun,” tegasnya, menurut liputan TribunTrends dari YouTube DPD RI.

Salah satu langkah beraninya yang sempet bikin geger adalah nyalurin dana nganggur pemerintah senilai Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank negara. Kelihatan risky? Iya. Tapi Purbaya yakinkan, langkah itu sah-sah saja karena gak merubah postur APBN sama sekali.

“Orang pada ribut, katanya harus dapet lampu hijau DPR karena terkait APBN. Tapi yang saya lakuin cuma mindahin uang, cuma cash management. Kalau uang kelamaan numpuk di BI, itu malah ngerem sistem keuangan kita,” jelasnya.

Hasilnya mulai nampak nyata, bro. Berdasarkan data BI, suku bunga kredit rata-rata turun dari 9,12% ke 9,04% di September 2025. Penurunan kecil tapi berdampak gede buat ekonomi yang tempo lalu sempet lesu.

“Ini data baru dua minggu, bulan Oktober pasti lebih turun lagi. Kebijakan yang dijalankan mulai ngedorong ekonomi dan turunin suku bunga di pasar,” tambah Purbaya mantap.

Gak cuma itu, aliran uang primer di sistem ekonomi juga naik signifikan. Sebelumnya, pertumbuhan uang primer malah mandek, bikin daya beli masyarakat jeblok dan memicu demo gede–gedean Agustus-September kemarin.

Nah, sekarang ceritanya berubah. Uang primer tumbuh lebih dari 13%, bikin likuiditas baru masuk ke sistem keuangan. Purbaya optimis demo-demo bakal surut karena orang mulai fokus cari kerja dan kesempatan dari pergerakan fiskal yang ada.

Dampak psikologisnya juga terasa. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) yang diukur Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) naik dari 101,5 (September) jadi 113,3 (Oktober 2025). Begitu juga indeks daya beli yang naik dari 90,5 jadi 96,5.

“Jadi, ini memang kelihatannya gaya-gayaan, tapi bukan asal gaya doang. Ini bikin sentimen masyarakat ke pemerintah dan prospek ekonomi kita makin positif,” tutup Purbaya dengan penuh optimisme.

Jadi, bro sis, jangan salah sangka dulu sama gaya si Menkeu. Kadang, berani ambil langkah beda itu yang bikin negeri maju. Gaya itu cuma bonus, yang penting hasil nyata! 

Penulis: Win

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PjS Kades Puncak Jeringo Tegaskan Dana Desa untuk Pembangunan, Bukan untuk Korupsi

Program Makan Bergizi Gratis Meluncur di Kabupaten Malang

YUA dan OK-OCE Dorong Evaluasi Kinerja Sekda Kota Batu