Antifragilitas NU: Kekuatan di Balik Konflik

Oleh: Eko Windarto 

Dalam debur gaduh Nahdlatul Ulama
Terhampar luka di tubuh besar yang agung
Ketua umum ditanggalkan
Disangka retak, lantas runtuh

Namun, lihatlah:
Teori antifragility berbicara dalam bisu
Bahwa tekanan yang mematahkan bukan akhir
Melainkan benih kekuatan yang baru

Turbulensi yang meradang
Membuka jalan sumbang menjadi cakrawala terang
Seperti Nokia yang rebah digerus zaman
Lalu muncullah smartphone, dunia di genggaman

Seperti pandemi yang mengguncang dunia
Mempercepat langkah digital tanpa jeda
Begitulah rangkaian hidup:
Badai tak selalu merusak
Kadang menghantar masa depan lebih cerah

NU kini memeluk harta terpendam:
Tambang batubara yang membentang luas
Lahan 25 ribu hektare
Satu miliar ton permata hitam, berkualitas juara

Di Kutai Timur, dekat Bontang
Bekas konsesi grup Bakrie terpapar kilau peluang
Tapi siapa sang pengawal emas tanah itu?
Bisnis batubara penuh permainan, licin dan gelap.

"Sepuluh pedagang batubara,
Dua belas dari mereka adalah penipu,"
Humor getir itu bergaung di lorong-lorong pasar
Pemilik lahan pilih menyerah, terima risiko
Berbagi dosa dan pahala keuntungan

Medsos berbisik:
Sebagian pengurus memilih teman lama
Dekat dengan kekuasaan yang telah berlalu
Agar tak terkesan lupa dulu ditolong

Sebagian lagi mengharap tangan baru memegang kendali
Membawa harapan segar dibawah naungan rezim sekarang
Karena batu bara tak pernah lepas dari kekuasaan
Izin dan restu harus dipertaruhkan setiap waktu

Namun, jawabannya terletak dalam kesederhanaan:
Tenderlah! Menjadi saksi keadilan terbuka
Tak peduli pemenangnya siapa
Kebenaran dan kejujuran tetap tegak berdiri

NU, melangkah maju ke zaman modern
Menari dalam irama keterbukaan dan moral bisnis
Tak perlu takut noda atau fitnah dunia
Karena prosedur yang jelas adalah perisai

Menunjuk panitia dari sumber yang dipercaya:
Universitas Katolik, atau mana pun yang unggul
Agar tak ada ruang keberpihakan
Hanya keadilan yang bicara

Fitnah pasti datang
Namun terbukalah pintu perubahan
NU menapak kearifan profesional
Mengelola harta besar tanpa gelap sengketa

Harga batu bara internasional hanya tamu
Langkah NU yang tercatat suci

Sementara tender berdenyut
Persiapan koperasi Yalal Wathon disusun rapi
Mengalirkan berkah triliunan rupiah
Hingga ranting-ranting terkecil di penjuru desa

Pekerjaan besar menanti di depan
Menyulam modernitas dalam taburan rasa bersaudara
Mengarungi arus teknokratis dengan hati nurani

Apakah teori Taleb terbukti?
Bahwa kerasnya badai membesarkan akar NU?
Kini waktunya menanti
Ketika misteri turbulensi berubah menjadi kemajuan.

Begitulah perjalanan Yalal Batubara
Tak sekadar batu hitam
Tapi cahaya yang menuntun langkah masa depan

Batu, 6122025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PjS Kades Puncak Jeringo Tegaskan Dana Desa untuk Pembangunan, Bukan untuk Korupsi

Program Makan Bergizi Gratis Meluncur di Kabupaten Malang

YUA dan OK-OCE Dorong Evaluasi Kinerja Sekda Kota Batu