Duel Dinasti 2029: Geger dan Genjatan Politik


ilustrasi

Oleh: Eko Windarto 

Di pangkuan waktu 2029 menanti
Deru mesin politik bagai badai menggeliat
Bukan sekadar gema, melainkan gemuruh sang gladiator
Dua dinasti raksasa bertarung dengan panah tajam

Sang Jenderal Cikeas bayang-bayang kekuatan keras
Membawa lencana sejarah, jiwa militer dalam darah yang membara
Menentang Sang Insinyur Solo, arsitek langkah lembut penuh daya
Menyulam rakyat dalam anyaman harapan dan janji masa depan

Dua titisan bangsa, AHY dan Gibran
Bukan pion biasa, melainkan manifestasi sukma dan ambisi
Mereka menari dalam medan laga yang terbakar
Di mana masa lalu adalah pedang dan perisai yang licik

Dalam gelap koridor politik, narasi terbang bak burung hantu
Suara kalbu demokrasi dan janji yang retak dilumat waktu
Satukan kisah sedih era proyek mangkrak, dan luka korupsi yang merekah
Bercerita tentang kegagalan yang menjadi kobaran api kepahitan

Namun, dalam situasi itu, genius sang Insinyur menyalakan obor
Mengubah reruntuhan menjadi bangunan megah yang mempesona
Sepotong harapan yang tertata rapi dalam strategi dingin
Mengubah dosa menjadi mantera untuk menundukkan lawan

Di sisi lain, Gibran muncul bagai bunga sakura di antara badai
Nama besar ayahnya mengalir kuat dari akar hingga mahkota
Menari bersama angin kepopuleran yang tidak terbendung
Mengabaikan riak-riak etika yang berusaha memutarbalikkan arah

Keluarga Jokowi menata strategi bak taburan bintang di langit malam
Kaesang, sang adik, berjalan di jalur berbeda namun seirama
Membuka jalan baru dalam kancah warna-warni politik Indonesia
Seolah menggenggam spektrum kekuasaan yang tak terhingga

Duel genetik kian memanas, arena bukan sekadar kedigdayaan
Karakter, DNA kepemimpinan melebur dalam satu renjana
Hard power militer yang membumi dan lembutnya sentuhan sipil
Bergabung dalam tari menegangkan antara kuasa dan pengaruh

Panggung demokrasi bergetar, tiap detik terukir strategi
Ide dan gagasan membara, namun lebih tajam isu masa lalu
Rahasia gelap dan dosa yang siap meledak dalam pekik publik
Menciptakan suhu politik yang makin membara dan tak terduga

Dalam kilasan mata dan dentingan waktu yang berjalan
Siapakah yang akan menapak puncak kejayaan?
Siapa yang akan terjerembab dalam pusaran keganasan politik?
Sebuah pertarungan saga, kisah epik dua dinasti bertarung tanpa ampun

2029 bukan sekadar angka, melainkan babak penentuan nasib bangsa
Di mana gen dan genius politik merajut takdir dalam gelap dan terang
Di mana para anak panah berlari lalu menancap
Menggores wajah sejarah yang akan dikenang sepanjang masa

Saksikanlah,
Liarnya kegeniusan, getirnya ambisi, dan segala cerita di dalamnya
Sebagai puisi yang terukir dalam lembaran waktu politik Indonesia
Sebuah esai yang bukan sekadar kata
Melainkan nyawa dari panggung peradaban yang terus bergulir

Batu, 7122025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PjS Kades Puncak Jeringo Tegaskan Dana Desa untuk Pembangunan, Bukan untuk Korupsi

Program Makan Bergizi Gratis Meluncur di Kabupaten Malang

YUA dan OK-OCE Dorong Evaluasi Kinerja Sekda Kota Batu