KETULUSAN DI TENGAH LUKA
Oleh: Eko Windarto
Di rumah luka yang atapnya bocor,
lilin masih menyala,
ketulusan datang bukan karena banjir bandang,
tapi karena hati yang bercahaya.
Ketulusan kadang lahir di tengah lumpur,
di antara gelondongan kayu yang patah,
di bumi yang kehilangan pegangan tua,
kini patah berkeping-keping,
di antara perut menahan lapar yang menua.
Hari-hari terasa panjang,
seakan waktu berjalan lambat dan pincang,
perut lapar masih tahu dari bunyinya,
sebab mereka pandai menjaga,
seperti menjaga anak sendiri.
Di tengah luka yang tak kunjung usai,
ketulusan masih bersinar,
seperti puisi yang tak pernah padam,
bercahaya di antara kesulitan dan penderitaan,
menerangi kegelapan jiwa dan raga,
menjadi cahaya di tengah malam yang gelap.
Batu, 29122025
Komentar
Posting Komentar